Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman
mengatakan bahwa pengadaan beras Bulog hingga Selasa (28/4/2015) lalu
baru mencapai 450 ribu ton dari 4,5 juta ton serapan beras yang
ditargetkan tahun ini. Jumlah itu tergolong minim dibandingkan serapan
beras pada periode Januari-April tahun lalu yang mencapai 900 ribu ton.
Untuk itulah, Mentan meminta Perum Bulog agar lebih kreatif dalam melakukan pengadaan beras dalam rangka menjaga agar harga gabah petani tidak anjlok hingga di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan pemerintah. Berdasarkan Inpres Nomor 5 Tahun 2015, HPP untuk gabah kering panen (GKP) adalah Rp 3.700/kg.
Berdasarkan hasil kunjungan Mentan ke sejumlah daerah, harga gabah telah merosot sampai di bawah HPP. Karena itu, menurut Mentan, Bulog harus secepatnya turun ke lapangan untuk menyerap gabah petani dengan harga sesuai HPP agar para petani tak merugi.
"Harga GKP mulai dari di Batubara, Sumut, Palembang, Lampung Utara, Tulang Bawang, Yogyakarta, dan Klaten itu rata-rata Rp 3.200 sampai Rp 3.500 per kilogram," tutur Amran usai Dialog Pemantapan Swasembada Beras di Kantor Perum Bulog, Jakarta, Selasa (28/5/2015).
Penyerapan yang dilakukan oleh Bulog di lapangan masih belum maksimal karena terkendala kualitas gabah dan beras yang tak sesuai ketentuan Inpres. Sebagai contoh, berdasarkan Inpres No.5/2015, HPP berlaku untuk GKP dengan kadar air maksimum 25 persen, sementara banyak beras petani yang kadar airnya di atas 25 persen, bahkan di atas 30 persen.
Namun, menurut Amran, Bulog seharusnya bisa menyiasati masalah tersebut melalui kerjasama dengan penggilingan-penggilingan berskala kecil. Gabah-gabah yang masih basah bisa saja ditingkatkan kualitasnya di penggilingan-penggilingan padi yang memiliki banyak alat pengering (dryer).
"Kadar air kan bisa disiasati, harus kreatif menyerap produksi petani, jangan menunggu mereka," ujar Mentan.
Mentan menambahkan, jika hanya mengandalkan pengadaan dari penggilingan besar, Bulog akan kesulitan. Karena itu, jaringan semut Bulog perlu lebih dioptimalkan.
"Kerjasama dengan penggilingan kecil. Bulog harus bekerja keras, kan punya jaringan semut, harus lebih dioptimalkan," katanya.
Nantinya, lanjut Mentan, jika serapan beras rendah, Bulog tidak akan bisa memiliki stok cukup untuk mejaga stabilitas harga beras. Amran mengaku telah berkoordinasi dengan Menteri BUMN Rini Soemarno untuk meningkatkan kinerja Bulog.
"Serapan Bulog harus ditingkatkan lagi, saya sudah komunikasi dengan Menteri BUMN," kata Mentan.
Untuk itulah, Mentan meminta Perum Bulog agar lebih kreatif dalam melakukan pengadaan beras dalam rangka menjaga agar harga gabah petani tidak anjlok hingga di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan pemerintah. Berdasarkan Inpres Nomor 5 Tahun 2015, HPP untuk gabah kering panen (GKP) adalah Rp 3.700/kg.
Berdasarkan hasil kunjungan Mentan ke sejumlah daerah, harga gabah telah merosot sampai di bawah HPP. Karena itu, menurut Mentan, Bulog harus secepatnya turun ke lapangan untuk menyerap gabah petani dengan harga sesuai HPP agar para petani tak merugi.
"Harga GKP mulai dari di Batubara, Sumut, Palembang, Lampung Utara, Tulang Bawang, Yogyakarta, dan Klaten itu rata-rata Rp 3.200 sampai Rp 3.500 per kilogram," tutur Amran usai Dialog Pemantapan Swasembada Beras di Kantor Perum Bulog, Jakarta, Selasa (28/5/2015).
Penyerapan yang dilakukan oleh Bulog di lapangan masih belum maksimal karena terkendala kualitas gabah dan beras yang tak sesuai ketentuan Inpres. Sebagai contoh, berdasarkan Inpres No.5/2015, HPP berlaku untuk GKP dengan kadar air maksimum 25 persen, sementara banyak beras petani yang kadar airnya di atas 25 persen, bahkan di atas 30 persen.
Namun, menurut Amran, Bulog seharusnya bisa menyiasati masalah tersebut melalui kerjasama dengan penggilingan-penggilingan berskala kecil. Gabah-gabah yang masih basah bisa saja ditingkatkan kualitasnya di penggilingan-penggilingan padi yang memiliki banyak alat pengering (dryer).
"Kadar air kan bisa disiasati, harus kreatif menyerap produksi petani, jangan menunggu mereka," ujar Mentan.
Mentan menambahkan, jika hanya mengandalkan pengadaan dari penggilingan besar, Bulog akan kesulitan. Karena itu, jaringan semut Bulog perlu lebih dioptimalkan.
"Kerjasama dengan penggilingan kecil. Bulog harus bekerja keras, kan punya jaringan semut, harus lebih dioptimalkan," katanya.
Nantinya, lanjut Mentan, jika serapan beras rendah, Bulog tidak akan bisa memiliki stok cukup untuk mejaga stabilitas harga beras. Amran mengaku telah berkoordinasi dengan Menteri BUMN Rini Soemarno untuk meningkatkan kinerja Bulog.
"Serapan Bulog harus ditingkatkan lagi, saya sudah komunikasi dengan Menteri BUMN," kata Mentan.
Label:
Berita